berjalanlah sampai tujuan tercapai

Terimakasih telah berkunjung. Semoga Anda menemukan apa yang Anda butuhkan

AdSense

Masalah Buang Air Kecil Pada Bayi

Oleh : DR. YASRI DALFI YAUMIN, Sp.A
DOKTER SPECIALIS MATA

Halo Dokter, Putra kami berusia 4 bulan dan mendapatkan ASI eksklusif. Belakangan ini kerap timbul bercak merah muda di popoknya sehabis buang air kecil. Namun bila diperhatikan, bayi kami tidak terlihat kesakitan saat buang air kecil.

Ada yang menyarankan untuk segera melakukan sunat pada bayi kami. Sebagai informasi tambahan, bayi kami cukup kuat minum susu, namun dalam satu bulan terakhir agak menurun. Apa yang harus kami lakukan Dokter?

Masalah buang air kecil pada bayi


Saat lahir, kulit pada ujung kemaluan bayi laki-laki tidak dapat ditarik ke belakang, tetapi bayi dapat buang air kecil seperti biasa. Dalam beberapa bulan, ujung kemaluan ini semakin longgar, namun pada sebagian bayi kulit kemaluan tersebut sangat ketat menutup, sehingga menumbulkan kesulitan saaat buang air kecil.

Keluhan yang muncul dapat berupa mengejan saat buang air kecil/ kencing, bercak merah di popoknya dan demam. Kondisi ini disebut fimosis. Apabila kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka dapat menggganggu perkambangan kelamin bayi.

Sirkumsisi atau sunat dapat dilakukan agar gejala di tersebut tidak berulang terjadi. Tidak ada efek samping yang berat pada bayi jika melakukan sirkumsisi oleh dokter yang ahli.

Teruskan ASI eksklusifnya dan jangan beralih ke susu formula, karena hal ini tidak ada hubungannya dengan bayi kurang minum.

Banyak dokter yang menyarankan dilakukan khitan untuk menghilangkan masalah fimosis secara permanen. Rekomendasi ini diberikan terutama bila fimosis menimbulkan kesulitan buang air kecil atau peradangan di kepala penis (balanitis).

Kemudian, terapi obat dapat diberikan dengan saiep yang meningkatkan elastisitas kulup. Pemberian salep ini harus dilakukan secara teratur dalam jangka waktu tertentu agar efektif. Selain itu dilakukan peregangan. Terapi peregangan dilakukan secara bentahap pada preputium, yang dilakukan setelah mandi air hangat selama lima sampai sepuluh menit setiap hari. Peregangan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari luka yang menyebabkan pembentukan parut.

Jika fimosis dan infeksi tidak segera diobati, mungkin akan terjadi kesulitan dalam buang air pada anak, anak akan sering sakit panas, dan meraba-raba kemaluannya. Pada infeksi akut dapat menyebabkan kencing nanah.

Hal yang paling ditakutkan dari segi medis apabila terjadi infeksi bertingkat (ascendes) dapat mengakibatkan infeksi ginjal. Dalam jangka panjang, dampaknya adalah ketika anak sudah dewasa nanti, yang memungkinkan terjadinya gangguan dalam melakukan hubungan seksual berupa ketidaksuburan atau hambatan seksual lainnya di kemudian hari.

Tidak ada komentar: