Kangkung (Ipomoea Spp.) merupakan
salah satu sayuran yang tumbuh baik di daerah tropis. Di Indonesia terdapat dua
macam kangkung yang dibudidayakan secara komersial, yakni kangkung darat
(Ipomoea Reptans) dan kangkung air (Ipomoea Aquatica). Perbedaan utama dua
jenis kangkung ini adalah pada bentuk daun dan warna bunga.
Kangkung darat berwarna hijau
terang dengan ujung daun yang runcing. Warna bunga kangkung darat putih.
Sedangkan kangkung air daunnya berwarna hijau agak gelap dengan ujung yang
membulat atau lebih tumpul sehingga
terlihat lebih lebar. Warna bunga kangkung air cenderung ungu. Selain perbedaan
fisik, kebiasaan cara memanen dua jenis kangkung ini berbeda pula. Kangkung
darat di panen dengan cara dicabut, sedangkan kangkung air dipanen dengnan cara
dipotong.
Saat ini kangkung darat lebih
banyak beredar di pasar-pasar komersial dibanding kangkung air. Kangkung air
lebih banyak dikonsumsi dan ditanam secara subsisten oleh masyarakat. Budidaya
kangkung darat sangat mudah, karena sayuran ini bersiklus panen cepat dan
relatif tahan hama. Karena itulah, harga kangkung dipasaran relatif murah
dibanding jenis sayuran lain. Untuk meningkatkan nilai tambah, kita bisa
melakukan budidaya kangkung darat secara organik. Harga kangkung darat organik
relatif lebih tinggi.
Budidaya kangkung darat dapat
dilakukan baik didataran rendah maupun dataran tinggi. Untuk bisa tumbuh dan
berkembang dengan baik, budidaya kangkung darat harus mendapatkan curah hujan
dan sinar matahari yang cukup. Kangkung darat bisa diperbanyak dengan biji dan
stek. Namun khusus untuk kangkung darat, para petani biasa melakukannya dengan
biji.
Penyiapan benih untuk budidaya
kangkung
Untuk mendapatkan tanaman yang
baik, tentunya harus dilakukan pemilihan benih yang baik pula. Terdapat beberapa
benih unggul kangkung yang terkenal seperti varietas Sutera dan Bangkok. Benih
sutera merupakan benih yang diintroduksi dari kangkung Hawaii oleh Departemen
Pertanian pada tahun 1980-an. Namun yang banyak beredar saat ini adalah
kangkung keluaran Bisi dan Panah Merah serta kangkung asal Jawa Timur seperti
Sidoarjo. Agak sulit untuk menelusuri varietas-varietas kangkung yang beredar
dipasaran.
Benih kangkung darat yang baik
adalah benih yang daya tumbuhnya lebih dari 95 persen dan tumbuhnya tegak
setidaknya hingga umur 8 minggu. Karena kangung darat yang tumbuh menjalar
tidak begitu diminati pasar. Usahakan jangan menggunakan benih yang telah disimpan
lebih dari satu tahun. Karena produktivitasnya akan menurun.
Pengolahan lahan dan pemupukan
dasar
Pada budidaya kangkung darat tanah harus diolah dengan dicangkul agar
gembur kemudian buat bedengan dengan lebar 1 meter dan panjang menyesuaikan dengan
petak lahan. Jarak antar bedengan 30-40 cm, fungsinya sebagai saluran drainase
dan jalan untuk pemeliharaan dan pemanenan.
Untuk budidaya kangkung organik,
siapkan pupuk dasar dari jenis pupuk organik, bisa menggunakan pupuk kandang
yang telah matang atau pupuk kompos. Pupuk kandang lebih praktis karena tidak
perlu menyiapkannya secara intensif, cukup mendiamkannya hingga kering sebelum
digunakan. Sementara penyiapan pupuk kompos relatif lebih lama. Apabila
menggunakan pupuk kandang, lebih baik pilih kotoran ayam dibanding kotoran
kambing atau sapi. Karena kotoran ayam lebih cepat terurai, sehingga cocok
dengan tanaman kangkung yang bersiklus panen cepat. Tebarkan pupuk tersebut di
atas bedengan, kira-kira 10 ton per hektar. Kemudian diamkan selama 2-3 hari.
Penanaman pada budidaya kangkung
darat dapat ditebar langsung atau
ditugal. Sementara itu, cara disemaikan dan lalu dipindah tidak terlalu
ekonomis untuk budidaya kangkung darat.
Cara ditebar langsung dilakukan dengan menebarkan benih di atas
bedengan. Cara ini cukup cepat dan cocok dilakukan ditempat yang kurang orang
atau ongkos tenaga kerja mahal. Kelemahan cara ini adalah boros pada penggunaan
benih, karena bisa menghabiskan 5-10 kilogram benih per hektar. Cara ini
memerlukan pekerja yang terampil agar hasil tebar merata. Hanya saja sulit
untuk mendapatkan kepadatan populasi tanaman yang ideal. Dimana kepadatan ideal
bagi tanaman kangkung adalah 50.000 pohon per hektar.
Cara yang kedua yaitu, dengan
ditugal. Enaknya dengan cara ini kita bisa mengatur jarak tanam sehingga bisa
didapatkan kerapatan populasi tanaman yang ideal. Jarak antara lubang tugal
adalah 10 x 5 cm, setiap lubang diisi 2-3 biji benih. Hanya saja dengan cara
ini dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja karena pekerjaannya akan lebih
lama. Penugalan tidak perlu terlalu
dalam, karena budidaya kangkung darat tidak memerlukan perakaran yang terlalu
kuat.
Pemeliharaan dan pemupukan
lanjutan
Dalam budidaya kangkung darat
tidak diperlukan pupuk yang intensif. Kangkung darat merupakan tanaman yang
tahan pada kondisi kesuburan tanah sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah
cukup untuk memberikan nutrisi pada tanaman hingga siap panen. Namun hal ini
sangat tergantung pada kondisi kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang
sebelumnya bekas ditanami tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan
pupuk tambahan cukup dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal.
Hanya saja apabila tanaman
terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu
dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap
nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen
seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya
nitrogen.
Pemeliharaan selanjutnya yang
harus diperhatikan adalah penyiraman. Kangkung darat memerlukan banyak air
untuk tumbuh. Namun apabila curah hujan terlalu tinggi, daun yang dihasilkan
akan jelek. Pada musim kering perlu penyiraman yang rutin, setiap pagi dan sore
hari. Jika tanaman terlihat layu dan menguning disiang hari, lakukan juga
penyiraman dengan intensitas yang cukup. Kurangnya intensitas penyiraman di
siang hari terik bisa membuat tanaman mati.
Hal selanjutnya adalah penyiangan,
walaupun kangkung merupakan tanaman siklus cepat adakalanya tanaman muda kalah
bersaing dengan rumput. Terutama saat penebaran benih awal, pertumbuhan dari
benih menjadi tanaman relatif agak lama sehingga potensi tersalip gulma cukup
tinggi. Apabila terjadi hal seperti ini, gulma tersebut harus cepat
disingkirkan dengan dicabut.
Hama yang biasa menyerang
kangkung antara lain belalang, ulat grayak (Spodotera Litura) dan kutu
daun dari (jenis Myzus Persicae dan
Aphyds Gossypii). Gejala serangan ulat grayak adalah daun bolong-bolong dan
pinggiran dau bergerigi bekas gigitan. Sedangkan kutu daun membuat tanaman
kerdil dan dau melengkung. Karena kutu daun menyerap cairan dari tanaman.
Sementara itu penyakit yang
biasanya menyerang adalah penyakit karat putih (Albigo Ipomoeae Panduratae).
Bila terserang penyakit ini akan muncul bercak putih pada daun kemudian akan
semakin meluas. Dalam budidaya kangkung
darat organik, penanganan hama harus dilakukan secara terpadu. Untuk mengurangi
resiko serangan hama dan penyakit, perlu dilakukan rotasi tanam, mengatur jarak
tanam dan melakukan penyiraman yang tepat. Atau bila terpaksa bisa menggunakan
pestisida hayati seperti daun nimba, gadung, dan sereh wangi.
Pemanenan
Budidaya kangkung darat dari awal
sebar hingga panen memakan waktu 30-45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan
dua cara dipotong dan dicabut. Khusus untuk kangkung organik, sebaiknya
pemanenan dilakukan dengan dicabut. Karena selera pasar kangkung organik, yakni
pasar-pasar moderen, lebih memilih tanaman kangkung yang lengkap dengan
akarnya. Pemanenan dengan cara dicabut akan menghasilkan tanaman kangkung
sebanyak 23 ton per hektar.
Sebelum di kemas dan dikirim ke
pasar, hendaknya kangkung yang telah dicabut dibersihkan dulu dari tanah.
Pencucian dilakukan dengan air mengalir atau air bersih agar terhindar dari
kontaminan-kontaminan berbahaya. Tempatkan kangkung di tempat yang lembab dan
jangan tersengat sinar matahari langsung.
Pasca panen dan pemasaran
Berbeda dengan hasil budidaya
konvensional, budidaya kangkung darat organik akan menghasilkan produk organik
yang bersih dari kontaminan zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, produknya
cenderung mempunyai harga yang lebih tinggi. Sebaiknya jangan dijual langsung
kepada para pengepul yang biasanya sudah siap mengambil langsung dari lahan.
Apabila strategi pemasarannya kita jalankan, bukan tidak mustahil keuntungan
yang diperoleh juga lebih besar. Ada beberapa tips untuk memasarkan kangkung
darat organik:
1. Penjualan langsung di kebun (farm gate sale)
Apabila kebun Anda mudah
dijangkau, sebaiknya buka penjualan langsung di kebun. Sasaran pembelinya
adalah konsumen akhir. Biasanya konsumen
sayur organik bersedia untuk datang langsung ke kebun untuk memastikan produk
yang dibelinya. Apalagi sekarang populer semboyan know your food is know your
farm. Dengan cara ini bisa dihemat ongkos distribusi. Ada beberapa kebun yang
berhasil menerapkan cara seperti ini, salah satunya Kebun Organik Agatho di
puncak, Bogor.
2. Memetik sendiri (pick your own)
Dengan berkembangnya agrowisata,
banyak kebun yang menawarkan beli dan
petik sendiri. Cara seperti ini banyak diterapkan oleh kebun-kebun organik di
Lembang, Bandung.
3. Penjualan langsung (direct seling)
Penjualan langsung bisa dilakukan
dengan memelihara hubungan dengan komunitas-komunitas konsumen organik. Perlu
strategi pengatiran jadwal tanam dan mengembangkan keragaman tanaman untuk
memenuhi permintaan konsumen. Kita bisa mengirimkan sayuran ke konsumen dalam
bentuk paket-paket siap konsumsi. Untuk bisa menyediakan paket lengkap
sebaiknya bekerjasama dengan sesama pembudidaya pertanian organik lainnya.
4. Tempat khusus di pasar ritel
Apabila punya lobi yang baik,
sayur organik bisa langsung masuk ke
pasar ritel moderen. Di ritel-ritel tersebut kita bisa meminta dibuatkan
display khusus organik dan menggunakan harga premium.
5. Gerai khusus toko organik
Cara ini bisa dilakukan dengan kemitraan
atau pengembangan usaha sendiri, mulau dari on farm sampai off farm apabila Anda modal cukup. Cara ini
dipakai oleh beberapa gerai organik di Jakarta yang bekerja sama dengan para
petani organik di Bogor.
6. Penjualan ke grup atau koperasi
Saat ini masih jarang petani yang
membuat grup atau kelompok khusus organik. Namun seiring dengan semakin
populernya pangan organik, asosiasi-asosiasi petani organik sudah mulai banyak
terbentuk. Salah satunya adalah Asosiasi Organik Indonesia.
Nah. kalau ingin mencoba langsung, kamu bisa mencoba langsung cara yang berikut ini. mungkin dan semoga bisa bermanfaat buat kamu.
Kangkung dalam Polybag/pot
Persiapan Bahan:
1. Polybag diameter 20 cm
2. Biji Kangkung secukupnya
3. Tanah Humus secukupnya
4. Kompos kotoran secukupnya
Cara menanam:
1. Campur tanah humus dengan kompos (1 : 1)
2. Isi Polybag dengan tanah\
3. Tanam biji kangkung di pinggir polybag sebanyak 3 biji,
3.
4. Tutup dengan kompos atasnya.
Kangkung di tanam langsung ke
lahan
1. Benih
Kangkung darat dapat diperbanyak
dengan biji. Untuk luasan satu hektar diperlukan benih sekitar 10 kg. Varietas
yang dianjurkan adalah varietas Sutra atau varietas lokal yang telah
beradaptasi.
2. Persiapan Lahan
Lahan terlebih dahulu dicangkul
sedalam 20-30 cm supaya gembur, setelah itu dibuat bedengan membujur dari Barat
ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya adalah 100 cm,
tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan + 30 cm.
Lahan yang asam (pH rendah) lakukan pengapuran dengan kapur kalsit atau
dolomit.
3. Pemupukan
Bedengan diratakan, 3 hari
sebelum tanam diberikan pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha
atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah
difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter ditambahkan pupuk anorganik
150 kg/ha Urea (15 gr/m2) pada umur 10 hari setelah tanam. Agar pemberian pupuk
lebih merata, pupuk Urea diaduk dengan pupuk organik kemudian diberikan secara
larikan disamping barisan tanaman, jika perlu tambahkan pupuk cair 3 liter/ha
(0,3 ml/m2) pada umur 1 dan 2 minggu setelah tanam.
4. Penanaman
Biji kangkung darat ditanam di
bedengan yang telah dipersiapkan. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm,
tiap lubang tanamkan 2 - 5 biji kangkung. Sistem penanaman dilakukan secara
zigzag atau system garitan (baris).
Pemeliharaan
Yang perlu diperhatikan adalah
ketersediaan air, bila tidak turun hujan harus dilakukan
penyiraman. Hal lain adalah
pengendalian gulma waktu tanaman masih muda dan menjaga tanaman dari serangan
hama dan penyakit.
Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan (OPT)
Hama yang menyerang tanaman
kangkung antara lain ulat grayak (Spodoptera litura F), kutu daun (Myzus
persicae Sulz) dan Aphis gossypii. Sedangkan penyakit antara lain penyakit
karat putih yang disebabkan oleh Albugo ipomoea reptans. Untuk pengendalian, gunakan
jenis pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida
nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus
dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara
aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
Panen
Panen dilakukan setelah berumur +
30 hari setelah tanam, dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya atau
memotong pada bagian pangkal tanaman sekitar 2 cm di atas permukaan tanah.
Pasca Panen
Pasca panen terutama diarahkan
untuk menjaga kesegaran kangkung, yaitu dengan cara menempatkan kangkung yang
baru dipanen di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan
pengiriman produk secepat mungkin.
Semoga mendapat hasil yang luar biasa dan jangan pernah bosan untuk menhasilkan yang terus lebih baik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar